Mengenai Saya

Foto saya
Yoroshiku..., Jumpa lagi dengan Nicha. Tak terasa sudah tahun 2013 dan Nicha masih senang bisa berbagi di blog ini. And motto q masih sama, yaitu lets enjoy everything we do. Oh ya, selain SK-KD dan PDF, sebagian besar karya Nicha sendiri atau ada juga makalah yang menjadi tugas kelompok bersama teman Nicha. Jadi akan senang rasanya jika itu bisa membantu kalian. Just enjoy my blog, guys...

Senin, 24 Desember 2012

kelebihan dan kelemahan tes objektif dan essay



JENIS-JENIS TES, KELEBIHAN,
DAN KELEMAHANNYA 

A. Tes Objektif
Pengertian tes objektif adalah tes atau butir soal yang telah mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Peserta tes hanya harus memilih jawaban dari alternatif jawaban yang disediakan.
Bentuk tes objektif secara umum memiliki 3 tipe yaitu :
a       Benar-salah (true false)
b       Menjodohkan (matching)
c        Pilihan ganda (multiple choice)
Butir soal objektif memiliki kekuatan antara lain :
1.    Mudah dikontruksi.
2.    Perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok bahasan.
3.    Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai.
4.    Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama berkenaan dengan ingatan.
5.    Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu.
6.    Reabilitynya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena penilainnya bersifat objektif.
7.    Objektif test tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan.
8.    Validity test objektif lebih tinggi dari essay test, karena samplingnya lebih luas.
Adapun kelemahan butir soal objektif adalah :
1.    Mendorong peserta tes untuk menebak jawaban, karena mereka belum menguasai materi pelajaran tersebut.
2.    Terlalu menekankan kepada ingatan.
3.    Peserta tes harus selalu memberikan penilaian absolut.
4.    Banyak memakan biaya, karena lembaran-lembaran item test harus sebanyak jumlah pengikut test.
5.    Nilai yang diperoleh belum tentu sesuai dengan kemampuan siswa, karena tak jarang siswa yang hanya asal menerka jawaban

B. Tes Uraian/esai
Pengertian tes uraian adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan
atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes secara naratif.
Ciri khas tes uraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang yang mengkontruksi butir soal, tetapi dipasok oleh peserta tes. Peserta tes bebas untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Setiap peserta tes dapat memilih, menghubungkan, dan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Jadi perbedaan utama tes objektif dan uraian dalah siapa yang menyediakan jawaban atau alternative jawaban sudah disediakan oleh pembuat soal. Dengan pengertian diatas maka pemberian skor terhadap soal uraian tidak mungkin dilakukan secara objektif.




Adapun kelebihan soal uraian adalah :
1.    Tes uraian dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks, artinya hasil belajar yang tidak sederhana. Hasil belajar yang kompleks tidak hanya membedakan yang benar dari yang salah, tetapi juga dapat mengekspresikan pemikiran peserta tes serta pemilihan kata yang dapat memberi arti yang spesifik pada suatu pemahaman tertentu.
2.    Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan dan kemampuan mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan sumber informasi kedalam suatu pola berpikir tertentu, yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah. Integrasi buah pikiran itu membutuhkan dukungan kemampuan untuk mengekspresikannya. Tanpa dukungan kemampuan
mengekspresikan buah pikiran secara teratur dan terarah, maka kemampuan tidak terlihat secara utuh. Bahkan kemampuan itu secara sederhana sudah akan dapat kelihatan dengan jelas dalam pemilihan kata, penyusunan kalimat, penggunaan tanda baca, penyusunan paragraf dan susunan rangkain paragraf dalam suatu keutuhan pikiran.
3.    Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk melahirkan kepribadiannya dan watak sendiri, sesuai dengan sifat tes uraian yang menuntut kemampuan siswa untuk mengekspresikan jawaban dalam kata-kata sendiri. Untuk dapat mengekspresikan pemahaman dan penguasaan bahan dalam jawaban tes, maka bentuk tes uraian menuntut penguasaan bahan secara utuh.


Penguasaan bahan yang tanggung atau parsial dapat dideteksi dengan mudah. Karena itu untuk menjawab tes uraian dengan baik peserta tes akan berusaha menguasai bahan yang diperkirakannya akan diujikan dalam tes secara tuntas. Seorang peserta tes yang mengerjakan tes uraian dengan penguasaan bahan parsial akan tidak mampu menjawab soal dengan benar atau akan berusaha dengan cara membual.
4.    Kelebihan lain tes uraian ialah memudahkan guru untuk menyusun butir soal. Kemudahan ini terutama disebabkan oleh dua hal, yaitu:
a       Jumlah butir soal tidak perlu banyak
b       Kedua, guru tidak selalu harus memasok jawaban atau kemungkinan jawaban yang benar sehingga akan sangat menghemat waktu konstruksi soal. Tetapi hal ini tidak berarti butir soal uraian dapat dikontruksikan secara asal-asalan. Kaidah penyusunan tes uraian tidaklah lebih sederhana dari kaidah penyusunan tes objektif.
5.    Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis. Hal ini merupakn kebaikan sekaligus kelemahannya. Dalam arti yang positif tes uraian akan sangat mendorong siswa dan guru untuk belajar dan mengajar, serta menyatakan pikiran secara tertulis. Dengan demikian diharapkan kemampuan para peserta didik dalam menyatakan pikiran secara tertulis akan meningkat. Tetapi dilihat dari segi lain, penekanan yang berlebihan terhadap penggunaan tes uraian yang sangat menekankan kepada kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk tulisan yang dapat menjadikan tes sebagai alat ukur yang tidak adil dan tidak reliable. Bagi siswa yang tidak mempunyai kemampuan menulis, akan menjadi beban.
Tes uraian di samping memiliki kelebihan terdapat pula kelemahan-kelemahannya, yaitu :
1.    Reliabilitasnya rendah artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama atau tes yang parallel yang diuji ulang beberapa kali.Menurut Robert L. Ebel A. Frisbie (1986 : 129) terdapat tiga hal yang menyebabkan tes uraian realibilitasnya rendah yaitu pertama keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam soal tes. Kedua, batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan untuk menentukan batasan-batasan yang cukup ketat. Ketiga, subjektifitas penilaian yang dilakukan oleh pemeriksa tes.
2.    Untuk menyelesaikan tes uraian guru dan siswa membutuhkan waktu yang banyak.
3.     Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai bualan-bualan.
4.    Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling membedakan prestasi belajar siswa.

3 komentar: